Renungan, 27 Oktober 2022
2 Korintus 12:9
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Selamat pagi adik-adik GP Kids.
Pernahkah kalian mengalami suatu kegagalan yang membuat kalian putus asa? Mungkin dalam pelajaran di sekolah kalian sudah berusaha keras untuk mencapai nilai tertentu namun tetap tidak bisa. Atau pernahkah kalian mengalami sakit penyakit yang membuat kalian merasa sangat lemah dan tak berdaya? Terkadang ada kalanya kita harus meminum berbagai obat-obatan dan terbaring lemah karena tubuh yang sedang sakit.
Kegagalan, kekecewaan, dan kesakitan memang adalah bagian dari kehidupan manusia. Hal ini karena kita hidup di dunia yang sudah jatuh kedalam dosa. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan, kita diingatkan untuk menyikapi ketidaksempurnaan diri kita dengan sikap berbeda. Rasul Paulus di ayat di atas mengingatkan kita untuk mencukupkan diri dalam kasih karunia yang diberi Tuhan. Itu artinya ketika kita merasa gagal dan tidak mampu, justru itu mengingatkan kita untuk lebih bergantung kepada Tuhan. Coba bayangkan kalau setiap ulangan dan tugas kalian mendapat nilai 100, dan tidak pernah jatuh sakit. Mungkin itu akan membuat kita menjadi sombong dan lupa kepada Tuhan. Namun Tuhan seringkali mengijinkan kita untuk mengalami kegagalan dan kelemahan untuk mendidik kita. Kegagalan dan kelemahan kita menjadi tempat dimana Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang sempurna.
Jikalau ada di antara adik-adik yang sedang sedih, putus asa, atau sakit, ingatlah bahwa Tuhan senantiasa beserta dengan anak-anak yang bergantung kepada-Nya. Marilah kita menjadikan kelemahan-kelemahan kita sebagai kesempatan untuk bersaksi bahwa hanya Tuhan sumber kekuatan dan pengharapan dalam hidup kita.
Tuhan memberkati adik-adik sekalian.
-Ko Dimas