Renungan, 28 Oktober 2022
Markus 12:31
“Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.”
Adik-adik, suatu ketika saya pernah membaca di kaca belakang bis kota tertempel tulisan: SESAMA BIS KOTA DILARANG SALING MENDAHULUI.
Siapa itu sesama bis kota? Itu adalah semua bis yang sama-sama bentuknya dan tujuannya. Tulisan itu mengingatkan para sopir supaya tidak ngebut dan tidak menyalip bis kota di depannya.
Nah, Firman TUHAN hari ini punya pesan yang mirip: SESAMA MANUSIA HARUS SALING MENGASIHI. Siapakah sesama manusia? Yaitu kita yang semua sama-sama manusia. Yang bentuknya sama dengan kita, meskipun mungkin kulitnya berbeda, bentuk rambutnya berbeda, tingginya berbeda, bahkan hobinya berbeda.
Kalau kita disebut manusia, maka tugas kita adalah mengasihi, mengasihi, dan mengasihi sesama manusia.
Adik-adik, seperti apa kasih kita kepada sesama manusia? Ya, seperti kita mengasihi diri sendiri.
Biasanya kita suka di– daripada me-, artinya dikasihi, diberi, dipuji, daripada melakukan perilaku terpuji kepada sesama manusia. Nah, mulai sekarang mari lebih menyukai me– (mengasihi, memberi, memuji), daripada di– karena TUHAN YESUS KRISTUS telah lebih dahulu mengasihi dan memberkati kita semua.
Adik-adik, ubahlah mulai sekarang kebiasaan kita dari di– menjadi me– .
Tuhan Yesus mengasihimu ♥️
-Cik Joice-