Morning Devotion GP Kids – 10 April 2023

Devotion, 10 April 2023

Yohanes 18:37
Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Syalom adik-adik.

Pola keselamatan yang ditempuh oleh umat Israel di Perjanjian Lama adalah ketaatan pada hukum Taurat dan persembahan korban. Ketaatan pada hukum Taurat menekankan perbuatan baik sebagai amal. Persembahan korban menekankan penebusan dosa sebagai pengganti tebusan. Kedua pola keselamatan tersebut tidak efektif. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri dengan amalnya dan hewan korban tidak dapat menggantikan dosa kita. Manusia mengalami jalan buntu untuk selamat.

Di tengah situasi jalan buntu itulah Allah melakukan misi-Nya, yaitu menyediakan Tuhan Yesus Kristus yang adalah Firman Allah menjadi manusia sebagai penebus kita. Misi Kristus jelas pernyataannya dalam ayat hafalan hari ini. Peristiwa Salib bukanlah sekadar peristiwa tragis saja. Melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu Salib, Allah menyatakan kasih-Nya yang tak terhingga pada kita manusia berdosa. Kematian Tuhan Yesus Kristus bukan sebagai korban, melainkan Tuhan Yesus Kristus mempersembahkan/mengorbankan diri dengan tulus tanpa pamrih.

Pola hidup kita mengikut Tuhan Yesus Kristus adalah kesediaan berkorban. Namun, yang sering terjadi adalah kita memilih untuk mengorbankan orang lain; sesama manusia dijadikan korban. Untuk berkorban, kita membutuhkan hati yang taat dan mengasihi dengan tulus tanpa pamrih. Sebaliknya, sikap mengorbankan orang lain adalah sikap yang melawan kehendak Allah.

Adik-adik, jadilah serupa dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai pribadi yang mengasihi sesama manusia dengan bersedia berkorban, bukan mengorbankan orang lain. Amin.

-Cik Joice-

Morning Devotion GP Kids – 8 April 2023

Devotion, 8 April 2023

Kejadian 22:13-14
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”

Selamat pagi adik-adik GP Kids.
Ayat di atas diambil dari cerita yang tentu sudah tidak asing bagi kita, ketika Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan anaknya Ishak sebagai korban bakaran di Gunung Moriah (Kejadian 22:2). Perintah Allah ini tentunya sangat sulit dipahami oleh Abraham. Kita ingat bahwa Abraham dan Sarah istrinya begitu lama menantikan keturunan. Namun di usianya yang sudah tua dan belum mempunyai anak, Allah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan sangat banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut. Setelah melalui berbagai pergumulan, janji Allah digenapi melalui kelahiran seorang anak laki-laki, Ishak. Abraham sangat mengasihi Ishak, karena itu adalah anaknya satu-satunya yang sudah lama dinanti-nantikan. Betapa terkejut dan sedihnya Abraham ketika Allah malah kemudian menyuruh supaya Ishak dipersembahkan sebagai korban bakaran.

Tetapi dengan iman Abraham taat dan tetap mempercayai janji Allah. Dia membawa Ishak ke Gunung Moriah, membuat mezbah bakaran, mengikat Ishak dan menaruhnya di atas mezbah. Namun di saat terakhir, Allah memanggil Abraham dan memberi tahunya agar tidak jadi mempersembahkan Ishak. Dan sebagai gantinya, Allah menyediakan seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar, untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran.

Dari cerita ini kita belajar akan iman Abraham yang tetap taat dan beriman kepada Allah dalam segala keadaan. Pantas rasanya jika Abraham disebut sebagai “bapak orang beriman”. Namun selain itu, cerita ini sebenarnya menunjuk kepada rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Kita semua manusia telah jatuh dalam dosa dan sepantasnya menerima hukuman, tetapi Allah dalam kasih-Nya yang begitu besar menyediakan seorang pengganti untuk menanggung dosa-dosa kita. Dan lebih luar biasanya lagi, domba penggantinya adalah Tuhan Yesus, Anak Allah satu-satunya. Peristiwa ini terjadi di Jumat Agung, dua ribu tahun yang lalu, ketika Tuhan Yesus ditangkap, disiksa, dihina, hingga akhirnya mati di atas kayu salib. Mahkota duri yang dipakai Tuhan Yesus melambangkan, bahwa Dia lah domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar.

Pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus adalah bukti cinta kasih Allah yang begitu besar bagi umat manusia. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21). Sudahkah kita semua bersyukur akan cinta kasih Allah? Sudahkah kita meresapi mulianya pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib untuk menggantikan kita? Marilah kita memakai momen Jumat Agung yang baru saja kita peringati kemarin untuk mensyukuri dan merenungkan kasih Allah bagi kita semua.

Tuhan memberkati adik-adik sekalian.

~ Ko Dimas

Morning Devotion GP Kids – 7 April 2023

Devotion 7 April 2023

Roma 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”

Karena terlalu beratnya penderitaan yang harus Yesus tanggung, sampai-sampai Yesus berdoa sebanyak tiga kali di taman Getsemani dengan kata-kata yang sama, “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).
Oleh karena ketaatan-Nya, Yesus menyerahkan beban-Nya sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Dan karena ketaatan-Nya, Yesus beroleh peninggian dari Tuhan: dikaruniai nama di atas segala nama dan diberikan pada-Nya kuasa, baik di bumi maupun di sorga.

Taat berarti kita memegang erat firman itu, menaruhnya dalam hati, dan menjadikannya bagian dalam hidup kita. Dengan kata lain kita melakukan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa kita harus taat? Ketaatan sejati dimulai dari kasih Tuhan kepada kita, Tuhan yang mengasihi kita lebih dulu dan rela mati untuk kita ketika kita masih berdosa (ayat nas). Suatu anugerah yang luar biasa. Inilah yang harus menjadi dasar ketaatan kita kepada Tuhan. Kita taat kepada Tuhan bukan karena terpaksa, tapi karena kita menyadari betapa Dia sangat mengasihi kita, bahkan rela mengorbankan nyawa-Nya untuk kita.

Dunia juga melakukan ketaatan, tetapi ketaatan yang di lakukan ada unsur keterpaksaan, orang taat karena beroleh imbalan atau upah. Tetapi sebagai orang percaya kita harus taat kepada Tuhan apa pun kondisinya. Jangan sampai hanya karena masalah, sakit, penderitaan, atau kesesakan yang terjadi, kita berubah sikap tidak lagi taat kepada-Nya.

Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, jadi anak-anak lakukan ketaatan kita kepada Tuhan.

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”(Yoh 15:13)

Tuhan Yesus mengasihi kita semua ❤

⚘️Tante Sulis⚘️

Morning Devotion GP Kids – 6 April 2023

Devotion, 6 April 2023

Keluaran 20:3
Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku.

Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan…

Setiap kita pasti punya seseorang yang
dikagumi atau diidolakan. Coba, ingat-ingat siapa idola kalian? Ada gak yang idolanya papa atau mama? Atau apakah idola kalian seorang artis seperti Blackpink atau BTS yang sedang terkenal? Wah, kalo sedang mengidolakan seseorang atau sesuatu, biasanya apa yang akan kalian lakukan? Mungkin ada yang memgumpulkan foto idolanya, mengikuti gaya rambut atau pakaiannya, mengikuti gaya berbicaranya, dan yang lainnya. Tentu kalian akan berusaha dan berjuang agar bisa sama seperti idola kalian.
Tapi idola yang kalian kagumi itu cuma sementara, apalagi kalo idolanya seorang artis. Ketika kalian sedang kesusahan atau sedang sedih, mereka tidak tahu. Namun ada nih, seseorang yang bisa kalian jadikan idola. Dia akan selalu ada ketika kita sedang sedih ataupun senang. Siapakah Dia? Dia adalah Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus adalah idola yang terbaik. Tuhan Yesus harus menjadi idola satu-satunya dari semua yang kalian sukai. Karena, Tuhan Yesus adalah idola yang rela mati di kayu salib untuk menanggung semua dosa-dosa kita semua.
Kalo kita mengidolakan manusia, kita yang harus berkorban. Tetapi kalo Tuhan Yesus idola kita, kita akan mendapatkan harta tak ternilai, karena Tuhan Yesus sudah berkorban bagi kita. Yang terpenting kita harus mengikuti gaya hidup Tuhan Yesus.

Yuk, mulai sekarang, kita jadikan Tuhan Yesus idola yng pertama dan terakhir, satu-satunya dalam hidup kita.

Semangat💪🏻
Tuhan Yesus memberkati kita semua🙏🏻

🍀Tante Sally🍀

Morning Devotion GP Kids – 5 April 2023

Devotion, 5 April 2023

Galatia 5:22 (Alkitab TB2)

Namun, buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,…

☀️Selamat pagi GP Kids yang keren-keren semua….

Sebagai anak-anak yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi akan ditolong oleh Roh Kudus untuk menghasilkan buah kehidupan yang menyenangkan hati Allah.
Dan itu disebut dengan buah Roh.

❤️Salah satu ‘rasa’ buah Roh itu adalah kasih.
Dan kasih itu akan terpancar dalam hidup kita.
Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.

🌻Kasih kita kepada Allah akan terlihat melalui kasih kita kepada sesama.
Bagaimana kita mengasihi keluarga kita?
Bagaimana kita mengasihi teman-teman di gereja dan di sekolah?
Bagaimana kita mengasihi tetangga kita?
Bagaimana kita mengasihi keluarga besar kita?

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang telah menyakiti atau melukai hati kita, apakah mereka tetap dikasihi?
Tuhan Yesus pun mengajarkan untuk tetap mengasihi mereka (Lihat Matius 5:43-44).

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sepertinya bagi dunia tidak layak untuk dikasihi?
Tuhan Yesus pun mengajarkan untuk mengasihi mereka dengan tulus(lihat Matius 25: 34-40).

🍀Kasih adalah salah satu “rasa” dari buah Roh.
Mari kita terus belajar mengasihi dengan tulus dan setia, seperti Tuhan Yesus lakukan kepada kita.

Amin.

Salam hangat,

Kak Boedi

Morning Devotion GP Kids – 4 April 2023

Devotion, 4 April 2023

Lukas 22:42
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Selamat pagi GP Kids kesayangan Tuhan Yesus 🌻

Apakah kalian pernah diperhadapkan pilihan yang sulit?
Sebentar lagi yang akan menyelesaikan kelas VI dan IX bingung mau melanjutkan ke mana. Mendengar teman-teman banyak yang pindah ke sekolah lain, atau ingin tetap di sekolah yang lama, tapi diminta oleh orang tua untuk pindah sekolah. Bagi kalian itu mungkin pilihan yang sulit juga ya? Atau pengalaman lain yang benar-benar bingung untuk memutuskan.
Tante Lani pernah mengalami beberapa tahun lalu. Ketika anak tante sakit, tante diperhadapkan dengan dua pilihan yang sulit, kalau tidak dioperasi anaknya sangat menderita, tetapi bila dioperasi akibatnya akan fatal. Namun tante merasa sekalipun itu pilihan yang sulit, masih jauh lebih berat pilihan yang Yesus alami di taman Getsemani 2000 tahun yang lalu. Doa-Nya kepada Bapa ;”jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku. Sangat berat yang harus Yesus tanggung sampai rasanya hampir menyerah, namun diakhiri dengan kalimat; “tetapi bukan kehendak-Ku,melainkan kehendak-Mu lah yang terjadi.

Yesus benar-benar berserah pada kedaulatan Allah.
Marilah kita meneladani Yesus, ditengah kegalauan dan ketakutan yang sangat, tetaplah yakin DIA ada bersama kita. Melalui doa yang sepenuhnya kita percayakan pada Tuhan pasti kita berani menentukan pilihan yang tepat yang sesuai kehendak Bapa di surga.

Tetap semangat ya!💪

Tuhan Yesus memberkati kita semua🙏🙏

🌿Tante Lani🌿

Morning Devotion GP Kids – 3 April 2023

Devotion, 3 April 2023

❤️ Matius 16:23
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Morning anak-anak kesayangan Tuhan 🙋🏼‍♀️
Beberapa hari lagi pengikut Kristus di seluruh dunia, memeringati Jumat Agung.
Pagi ini mari kita renungkan peristiwa yang terjadi sebelum Jumat Agung.

Matius 16:21-23
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya : ” Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ” Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Dari peristiwa ini kita belajar bahwa; apa yang kita anggap benar dan baik menurut pikiran kita belum tentu sama dengan apa yang benar dan baik menurut Tuhan, mengapa ?
Karena Petrus juga kita sebagai manusia, seringkali hanya memikirkan apa yang nyaman, nikmat, dan menyenangkan buat kita saja, tapi tidak memikirkan jauh ke depan.
Untuk itu Tuhan menegur keras Petrus dan memperingatkan kita semua bahwa kehidupan kekal itu lebih penting dan utama dari kenikmatan di dunia. Untuk itulah Tuhan Yesus rela datang ke dunia menjadi manusia, menderita, sengsara bahkan mati di atas kayu salib demi menanggung semua dosamu, dosaku, juga dosa seluruh umat manusia dan menggantikan hukuman neraka yang seharusnya kita manusia tanggung, hingga kita bisa menerima kehidupan yang kekal di surga 🙏🏻
Betapa bersyukurnya kita karena Tuhan Yesus tidak memikirkan kenikmatan dan kenyamanan-Nya sendiri, tapi lebih memilih rela berkorban menyerahkan diri-Nya menderita siksaan, menyerahkan nyawa-Nya demi cinta-Nya kepada kita semua 🙏🏻😭😭😭

Apakah yang sudah kita pikirkan dan lakukan setelah kita menerima pengorbanan Tuhan Yesus?
Masihkah kita hanya mau memikirkan dan melakukan yang nyaman yang kita sukai saja, walaupun itu bisa menghancurkan masa depan kita? Misalnya: bermain tanpa batasan, menggunakan waktu untuk melihat hal-hal yang tidak baik dan bisa merusak hidup kita, dan makan, minum yang bisa merusak kesehatan kita, dll.
Bahkan yang lebih fatal kita bisa meninggalkan iman kita, tidak lagi percaya kepada Tuhan Yesus , sebagai Tuhan dan Juruselamat kita dan kita justru percaya kepada yang lain 🤦🏼‍♀️atau karena ada ancaman dari keluarga maupun teman-teman dan lingkungan kita.

Mari menjelang Jumat Agung, kita periksa hidup dan pikiran kita, apakah pikiran kita sudah dikuasai oleh pikiran Kristus, dan hanya melakukan apa yang Tuhan mau, sesuai Firman Tuhan.
Biarlah setiap hari kita selalu berdoa minta Roh Kudus selalu menuntun kita berjalan di dalam kebenaran-Nya, hingga hidup kita makin menyenangkan hati Tuhan dan mempermuliakan nama-Nya 🙏🏻

❤️ Jesus loves you all ❤️

Tante Endang 🙏🏻

Morning Devotion GP Kids – 1 April 2023

Devotion, 1 April 2023

2 Tesalonika 3:13
Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.”

Pagi adik-adik😃
Pernahkah kalian merasa; “Aku sudah banyak melakukan kebaikan pada seseorang, tapi orang terdebut tidak tahu berterima kasih?”
Inilah yang dinamakan tidak jemu-jemu berbuat baik. Dihargai orang lain atau tidak, dilihat orang atau tidak, kita akan tetap berbuat baik. Ya, berbuat baik adalah sebuah kesempatan. Namun sayangnya beberapa orang tidak mau berbuat baik. Mungkin karena terlalu sering dikecewakan atau mereka sering mendapat respon yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Lalu apakah kita harus berhenti berbuat baik?
Kalau berbuat baik hanya sekedar membalas kebaikan orang lain, atau dengan tujuan mendapatkan balasan yang sama, apalah artinya kebaikan kita.

Teruslah berbuat baik ya adik-adik. Karena saat kita berbuat baik, orang lain dapat melihat kasih Yesus dalam diri kita ✝️
Semangat berbuat kebaikan 🤍
Tuhan Yesus memberkati 😇

🌿Cik Amel🌿

Morning Devotion GP Kids – 31 Maret 2023

Devotion, 31 Maret 2023

Amsal 1:8
Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu.

Morniiing..morniing..☀️

Suatu hari yang cerah, seekor induk Elang mengajak ketiga anaknya belajar terbang.
Mereka menuju ke sebuah tebing.
🦅 “Anak-anakku mulai saat ini kalian harus belajar terbang. Kalian harus berani mencoba, mulailah mengepak-ngepakkan sayapmu. Lalu berlarilah dan meluncurlah ke bawah tebing jika kalian sudah merasa bisa”.

Anak elang pertama tidak mau mencoba karena takut jatuh ke tebing.
Anak elang kedua mencoba berlari dan mengepak-ngepakkan sayap-nya tetapi tidak berani meluncur ke tebing.
Anak ketiga, setelah berlari-lari dan mengepakkan sayap-nya serta merasa yakin akan bimbingan induknya, lalu meluncur ke tebing dan akhirnya bisa terbang dan mendarat dengan selamat.

Anak-anak, dari cerita di atas marilah kita belajar mendengarkan perkataan dan taat pada orang tua yang Tuhan sudah anugerahkan untuk kita semua.
Karena orang tua adalah wakil Tuhan di dunia.
Mendengar dan taat bukanlah hal yang mudah dikerjakan ya??
Maka, berdoalah dan mintalah agar Tuhan memampukanmu..

Have a happy😄 Friday🎈
Jesus 💖 you all..

🍂 Tante Niniek🍂