Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 21 Agustus 2022 – Oleh: Ev. Andrew Kurniawan Tjandra

Kebaktian Umum Minggu GKMI Gloria Patri pada tanggal 21 Agustus 2022 akan dilakukan secara onsite dan live streaming pada pukul 08.00 WIB.

Berkenaan dengan ini ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh jemaat:

  1. Ibadah akan dimulai tepat pukul 08.00 WIB, bagi Jemaat yang mengikuti kebaktian secara daring diharapkan membuka tautan YouTube GKMI Gloria Patri SEBELUM pk.08.00 WIB supaya bisa mengikuti secara utuh keseluruhan jalannya kebaktian.
  2. Rekaman Kebaktian Umum ini juga bisa diikuti melalui Siaran Radio Ichthus pada gelombang 96.5 FM, pk.18.00 WIB.

Tetaplah semangat, sukacita, dan berpengharapan di dalam Tuhan. Jaga kesehatan diri dan keluarga. Tuhan Yesus memberkati.

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 14 Agustus 2022 – Oleh: Ev. Andreas Christanday

Kebaktian Umum Minggu GKMI Gloria Patri pada tanggal 14 Agustus 2022 akan dilakukan secara onsite dan live streaming pada pukul 08.00 WIB.

Berkenaan dengan ini ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh jemaat:

  1. Ibadah akan dimulai tepat pukul 08.00 WIB, bagi Jemaat yang mengikuti kebaktian secara daring diharapkan membuka tautan YouTube GKMI Gloria Patri SEBELUM pk.08.00 WIB supaya bisa mengikuti secara utuh keseluruhan jalannya kebaktian.
  2. Rekaman Kebaktian Umum ini juga bisa diikuti melalui Siaran Radio Ichthus pada gelombang 96.5 FM, pk.18.00 WIB.

Tetaplah semangat, sukacita, dan berpengharapan di dalam Tuhan. Jaga kesehatan diri dan keluarga. Tuhan Yesus memberkati.

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 31 Juli 2022 – Oleh: Pdt. Jakson Rumagit & Ibu Vonny Rumagit

Berharga
Yesaya 43:4

Pernahkah Anda bertanya kepada pasangan Anda, “Apakah aku berarti dan berharga bagimu?” Konfirmasi dari pasangan dan anggota keluarga yang lain, bahwa diri kita berharga adalah bibit kebahagiaan. Seseorang menemukan kebahagiaan ketika ia merasa dibutuhkan, merasa bisa memberikan sumbangsih dan diri mereka, dan bisa memberikan dampak bagi orang lain.

Namun bicara keberhargaan tidak berhenti sampai di situ. Keberhargaan pasangan kita, suami atau istri atau anak kita, bukan semata-mata kita lihat dari apa yang sudah mereka lakukan atau apa yang sudah mereka capai. Keberhargaan manusia sesungguhnya dengan mengingat Tuhan Yesus mati bagi kita. Tuhan Yesus mati bagi suami Anda, istri Anda, anak-anak Anda, orang tua Anda dan seluruh keluarga Anda. Tuhan Yesus mencintai, mau mengorbankan diri dan rindu menyelamatkan kita dan seisi keluarga kita.

Kiranya kasih karunia dan penebusan Tuhan selalu mengingatkan kita, bahwa setiap anggota keluarga kita, bahkan setiap sesama kita adalah dicintai dan dikasihi oleh Tuhan. Tuhan berkorban menyerahkan hidup-Nya demi menyelamatkan mereka. Dan dengan kaca mata yang sama, kita bisa mengasihi, mengampuni, melayani dan menganggap berharga semua orang, termasuk keluarga kita. (JR & VEJ)

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 24 Juli 2022 – Oleh: Ev. Jimmy Setiawan

Tak Bisa Mengelak
Roma 8:28-29

Faktanya adalah tidak ada pernikahan dan keluarga di dunia ini yang sempurna karena setiap keluarga terdiri dari orang-orang berdosa yang tidak sempurna. Bahkan, keluarga Kristen tidak luput dari pelbagai masalah yang sama dialami oleh orang-orang lain di dunia. Alkitab pun jujur mencatat keluarga tokoh-tokoh iman yang bermasalah berat seperti Abraham, Ishak, dan Yakub.

Seringkali sikap kita yang keliru atas ketidaksempurnaan dalam keluarga malah membuat keadaan menjadi semakin lebih buruk.

Itu sebabnya, kita harus belajar dari firman Tuhan:
1. Kembalilah pada tujuan pernikahan atau keluarga dari Allah. Tujuan pernikahan bukanlah untuk kebahagiaan (budaya barat) atau perbaikan status (budaya timur) tetapi untuk saling berproses menuju karakter yang serupa Kristus. Ayat 29 mengatakan bahwa tujuan utama dari kehidupan setiap orang beriman adalah semakin memiliki karakter Kristus dalam dirinya. Pernikahan pun harus diarahkan sepenuhnya pada tujuan ini.

2. Yakinilah akan kehadiran dan karya Allah dalam keluarga kita. Ketidaksempurnaan keluarga kita tidak dapat menghalangi atau menghentikan Allah yang sempurna untuk hadir di dalamnya. Ayat 28 dibuka dengan pernyataan yang penting, “Kita tahu sekarang…” Kita harus menyadari bahwa Allah tidak pernah meninggalkan keluarga kita.

3. Hayatilah salib Kristus (INJIL) sebagai kekuatan kita untuk berkeluarga. Salib Kristus menegaskan bahwa kita lebih bobrok daripada yang kita mau akui, tetapi juga sangat dikasihi Allah lebih daripada yang kita sering sadari. Perspektif ini memberikan keseimbangan yang baik bagi kita. Kita menjadi rendah hati untuk mengenali kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Di sisi lain, kita sanggup mengampuni keluarga kita karena kita sudah dan selalu mengalami kasih Allah yang luar biasa.

Amin (Ev. Jimmy Setiawan)

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 17 Juli 2022 – Oleh: Pdt. Theofilus Hendra

Menerima Anak-Anak
Mazmur 127: 3-5

Sebelum kita masuk dalam bagian Firman yang menyatakan bahwa anakanak adalah hak milik Allah (Maz. 127:3), kita perlu melihat dua ayat sebelumnya dalam nyanyian ziarah Salomo di Mazmur Pasal 127 ini.

Ayat 1: Bersandar dan berharap penuh pada Tuhan dalam membangun dan menjaga keluarga. Termasuk dalam usaha mendidik dan mempersiapkan masa depan anak-anak

Ayat 2: Juga didalam urusan berkat-berkat materi. Yang penting, memastikan diri apakah aku dicintai oleh Tuhan.

Memasuki ayat kunci (ayat 3 – 5), kita diperhadapkan pada satu kebenaran yang suka tidak suka, mau tidak mau harus disadari bahwa sesungguhnya anak-anak itu adalah MILIK TUHAN.

Dalam versi KJV dikatakan: Lo, children are an HERITAGE (nachalah = possession, property, portion) of the LORD… (Psalm 127: 3A) Orang tua yang faham akan kebenaran ini akan berbicara kepada anak-anak sesuai Firman itu.

Kisah inspiratif dari Hana yang mempersembahkan Samuel (1 Sam. 1:11)

Apa yang Tuhan rencanakan bagi anak- anak kita?
1. Angkatan (generasi) yang PERKASA (Gibbor ) dan DIBERKATI ( Maz. 112:2 )
2. Anak panah yang pada waktunya akan di diluncurkan (Maz. 127: 4)
3. Bagaimana menyiapkan Anak Panah? (Maz. 127:5)

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 10 Juli 2022 – Oleh: Pdt. Edwart K. Tambunan

Memandang Orangtua
Keluaran 20:12; Efesus 6:1-3

Perintah pertama dari Allah yang mengatur hubungan antar sesama manusia di dalam dasa titah justru harus dilakukan pada orang terdekat, yaitu menghormati orangtua!! Kalau kita perhatikan hukum ke-5 ini, maka kita akan menemukan bahwa kalimat yang diapakai berbeda dengan bentuk sebelumnya yang menggunakan awalan negatif “JANGAN”! Bagian ini menggunakan kata perintah yang bentuknya positif yang terasa lebih tegas dan jelas ketimbang berbentuk negatif. Beberapa hal dapat kita coba pahami bersama melalui ayat ini:

1. Perhatikanlah bahwa ini adalah perintah untuk MENGHORMATI, BUKAN MENAATI. Menghormati, dari kata KABED, artinya memang menghormati tetapi kehormatan itu datang dari diri kita. Kemuliaan itu kita yang mengupayakan, bagaimana caranya dia menjadi terhormat, dengan luar biasa. Sebab kata ini juga menunjuk suatu kualitas yang besar. Jadi bisa dibayangkan bagaimana cara memperlakukan orangtua itu menjadi sangat penting dihadapan Allah, apalagi jika dihubungkan dengan pernyataan bahwa orangtua adalah wakil Allah. Penghormatan kepada orangtua adalah hal yang mutlak.

2. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Hormat kepada orangtua adalah kebajikan tertinggi sehingga Allah mengganjarnya dengan berkat seperti ini. Bagi umat Israel yang dalam pengembaraan, tanah yang dijanjikan Tuhan itu adalah tanah Kanaan, tanah perjanjian. Bagi kita, yang digambarkan sebagai umat di masa penantian, maka “tanah” yang dimaksud tidak lain adalah surga itu.

Perhatikan apa yang dikatakan dalam kitab Ibrani 11:16 “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” Bayangkan: kerinduan manusia yang paling mulia, untuk dapat masuk ke surga, salah satunya dipertaruhkan melalui sikap seseorang terhadap orangtua.

3. Hormatilah orangtuamu. Sesungguhnya juga berisikan perintah kepada orangtua untuk mendidik anak-anaknya dengan benar, sebab itu mempengaruhi masa depan mereka, mempengaruhi berkat-berkat untuk mereka. Kalau anda mengasihi anak-anak anda, maka Anda harus mendidik mereka, bagaimana caranya agar mereka bisa menghormati orangtuanya dengan baik. Pendidikan orgtua sangat diperlukan. Bagaimana mereka mengerti cara menghormati jika Anda sebagai orangtua tidak pernah mendidik mereka, tidak memberi contoh yang baik ? Bagi Paulus selain ayat ini sangat jelas disampaikan Efesus 6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Paulus tidak berhenti sampai membicarakan berkat saja. Paulus menunjukkan relvansi bagaimana sehingga perintah ini dapat dilaksanakan dengan baik. Ia mengatakan: Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Kalau anak-anak memiliki kewajiban terhadap orangtua, maka orangtua juga punya kewajiban terhadap anak-anak, bagaimana menanaman disiplin sejak mereka muda. Membuat anak-anak mampu membedakan mana yang benar dan salah. Mengenal Batasan mana yang boleh atau tidak boleh. Walaupun kadang-kadang harus dilakukan dengan keras. Namun Tindakan keras berbeda dengan kekerasan. Yang satu bisa disebut tegas, yang lain disebut buas. Anak-anak tidak hanya butuh entertainment dalam hidup mereka. Benar bahwa mereka punya kebutuhan tetapi mereka juga perlu ENCOUREGEMENT. Mereka butuh dorongan dan dukungan supaya tidak tawar hati, supaya tidak putus asa, dan mereka tahu betul mereka dikasihi. Apakah ini sudah dilakukan para orangtua ?

Amin. (Pdt. Edwart K. Tambunan)

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 3 Juli 2022 – Oleh: Ev. Andrey Thunggal

Sendiri yang Berarti
1 Korintus 7:7-8; 32-34a

Apakah Anda pernah mendengar pertanyaan orang yang begini: “Kok umur segini belum nikah?” Ataukah Anda mendengar ujaran orang seperti ini: “Wah, sayang ya baru umur segini udah menjanda….” Atau pula yang ini: “Sstt.. dia kan nggak nikah, hati-hati ya…” Ujaran-ujaran demikian biasanya membuat sebagian besar orang menjadi terganggu, apalagi generasi milenial yang sangat sensitif dengan isu kesendirian ini. Konstruksi sosial yang berlaku di budaya kita memang mengharuskan bahwa hidup yang normal itu adalah ketika seseorang berpasangan atau menikah. “Kalau udah gede, nanti pacaran, lalu menikah, dan punya anak.” Lantas bagaimana jika tidak berpasangan? Bagaimana jika tidak menikah? Keadaan ini dianggap sebagai sebuah kerugian, bahkan dalam beberapa kasus dianggap sebagai kutukan.

Hal ini sesungguhnya tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Di dalam 1 Korintus 7 Paulus menuliskan panjang lebar soal realitas pernikahan yang berada di tengah jemaat Korintus. Secara khusus Paulus menyoroti soal keadaan sebagian kecil jemaat yang tidak menikah. Dalam hal ini Paulus mengingatkan bahwa mereka yang tidak menikah supaya “baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku.” Secara tradisi, Paulus memang dikenal sebagai seorang rasul yang melayani Tuhan dengan sepenuh dirinya, bahkan ia pun tidak menikah. Dapat dikatakan bahwa Paulus memang mengkhususkan diri untuk tidak menikah, dan berfokus pada misi pekabaran Injil bagi kaum non-Yahudi. Karena itulah Paulus mengingatkan bahwa kesendirian bukanlah sebuah kerugian, melainkan sebuah kesempatan untuk melayani Tuhan dengan penuh fokus. Orang yang tidak beristri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya
(ay. 32).

Tentu saja hal ini bukan berarti bahwa orang yang menikah tidak dapat melayani Tuhan. Sangat mungkin sekali, bahwa dua orang yang mengasihi Tuhan, akan semakin efektif melayani Tuhan dalam sebuah pernikahan bukan? Namun tentu yang Paulus sampaikan di sini bukanlah lebih baik sendiri atau menikah, melainkan bagaimana hidup yang secara utuh dipersembahkan untuk melayani Tuhan. Jadi baik menikah atau belum menikah, ataukah bahkan jika nanti tidak menikah; hidup haruslah tetap bermakna dan melayani Tuhan.

Apalagi kondisi pandemi Covid-19 belakangan ini memukul sebagian besar kita, bahkan ada pula di antara kita yang mungkin kehilangan pasangan kita. Tidak dapat dipungkiri, ada rasa kesepian karena selama ini kita terbiasa hidup bersama pasangan. Namun sekali lagi, baik berpasangan atau tidak, hidup ini akan berarti ketika kita arahkan untuk melayani Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.

Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 26 Juni 2022 – Oleh: Pdt. Timotius Adhi Dharma

Ketekunan Orang Kristen
Matius 16:13-20

Akibat pandemi yang berkepanjangan, banyak orang kembali mempertanyakan apa itu Gereja dan mengapa kita perlu tekun bergereja? Bukankah ibadah sekarang ini bisa diakses dari mana saja dan kapan saja? Lalu mengapa kita harus pergi ke Gereja? Dan disisi yang lain para Hamba Tuhan dan Majelis Jemaat juga bertanya bagaimana caranya kita mengembalikan umat untuk kembali semarak datang bergereja?

Saudara, hari ini saya akan mengajak Saudara semua untuk merenungkan esensi Gereja sebagaimana yang dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, melalui pembacaan Matius 16:13-20. Menurut teks bacaan kita, Gereja itu didirikan oleh Tuhan Yesus sendiri untuk menjaga dan membawa umat-Nya fokus pada Kerajaan Allah dan kebenarannya. Umat harus diajarkan pada apa yang paling mendasar dari pencarian hidup, agar mereka:

1. Terhindar dari kuasa alam maut
2. Mendapatkan kepastian kunci Kerajaan Sorga
3. Kuasa untuk mengikat dan melepaskan.

Wow… Inilah yang sesungguhnya dicari oleh semua orang disepanjang zaman. Pertanyaannya bagaimana kita bisa memperoleh semuanya itu? Apa yang harus kita lakukan?

Jika kita mengamati perikop bacaan kita, maka untuk mendapatkan itu semua, para murid Tuhan Yesus harus menjawab dua pertanyaan penting.

Pertama, siapakah Anak Manusia itu?
Kedua, siapakah Tuhan Yesus bagimu?

Kedua pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah pertanyaan hakiki yang harus dijawab oleh para murid dan juga yang harus kita jawab saat ini. Kedua pertanyaan tersebut harus terus digumuli dan dijawab juga oleh Gereja, sepanjang waktu. Sebab hanya dengan berfokus pada 2 hal tersebut, gereja akan kokoh berdiri, seperti berdiri diatas batu karang. Jika tidak, maka Gereja hanya akan sibuk dengan berbagai acara sampingan yang bukan utama. Akibatnya akan muncuk kebingungan, konflik dan perebutan kekuasaan.

Sekali lagi, Gereja ada untuk menjawab dan mendampingi umat untuk menemukan siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Jika ini yang terjadi maka Gereja akan menjadi wahana perjalanan spiritualitas yang merekatkan satu dengan yang lain dan saling mencerahkan. Umat dan Hamba Tuhan akan rajin dan tekun untuk bersekutu dan menjalani perjalanan spiritual bersama sama, tahap demi tahap sampai mendapati karunia untuk mengalahkan alam maut, kepastian kunci Kerajaan Sorga dan kuasa untuk mengikat apa yang perlu diikat dan melepaskan apa yang perlu dilepaskan. Gereja akan menjadi tempat bersekutu yang indah dan teman seperjalanan yang mencerahkan.

(TAD-Ani)

Kebaktian Komisi Anak GP Kids – 26 Juni 2022

Selamat pagi Bapak/Ibu, dan anak-anak GP Kids 😊

Berikut ini kami kirimkan tautan Kebaktian Komisi Anak GP Kids GKMI Gloria Patri, tanggal 26 Juni 2022

Firman Tuhan terambil dari:
Kisah Para Rasul 3:1-20.

Informasi Persembahan GP Kids

1. Persembahan bisa diberikan dengan menggunakan amplop yang akan diserahkan (oleh Papa/Mama) ke gereja.

Dan amplop itu diberi tulisan:
“Untuk GP Kids”.

2. Atau melalui transfer BCA 009.444.3331 a.n SETIJAWATI WAHJUDI.

Demikian informasi dari Komisi Anak GP Kids.
Selamat hari Minggu…
Selamat beribadah…
Tuhan Yesus memberkati 🙏🏻

Kebaktian Komisi Anak GP Kids – Minggu, 19 Juni 2022

Selamat pagi Bapak/Ibu, dan anak-anak GP Kids 😊

Berikut ini kami kirimkan tautan Kebaktian Komisi Anak GP Kids, tanggal 19 Juni 2022.

Informasi Persembahan GP Kids:

  1. Persembahan bisa diberikan dengan menggunakan amplop yang akan diserahkan (oleh Papa/Mama) ke gereja.
    Dan amplop itu diberi tulisan:
    “Untuk GP Kids”.
  2. Atau melalui transfer BCA 009.444.3331 a.n SETIJAWATI WAHJUDI.

Demikian informasi dari Komisi Anak GP Kids.
Selamat hari Minggu…
Selamat beribadah…
Tuhan Yesus memberkati 🙏🏻