Devotion, 23 Januari 2023
Keluaran 6:5
Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.
-Allah Itu Unik-
Teman-teman punya seorang sahabat yang dekat, pasti seru. Kita bisa bercanda, nangis, marah sama-sama. Kita merasa sahabat kita itu adalah orang yang paling mengerti hidup kita, ah.. pokoknya asik banget deh. Tapi tidak jarang juga, di waktu-waktu tertentu kita sering mengabaikan kebaikan sahabat kita bukan? Hanya karena kita merasa bahwa sahabat kita tidak mengerti kondisi kita waktu itu. Misalnya saja pada waktu kita berbuat salah lalu sahabat kita menegur, terkadang kita tidak suka dan tidak terima dengan cara dia menegur dan waktu dia menegur. Perasaan yang sama itu juga dirasakan oleh orang-orang Israel. Sejak Allah mengutus Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel puluhan kali menggerutu, marah, bahkan berpaling dari Allah. Semua itu mereka lakukan karena mereka terkadang merasa bahwa Allah tidak dapat mengerti kondisi mereka kala itu. Mereka berteriak, membentak, mendesak, bahkan mendua ketika mereka merasa Allah YHWH tidak dapat mengerti kondisi mereka.
Keluaran 6:4-5 merupakan salah satu pernyataan diri Allah kepada bangsa Israel melalui Musa. Kata “dengarlah” (shema (Ibrani)) memiliki nuansa untuk meminta perhatian, atau dengan kata lain bagian ini penting, dan Musa meminta bangsa Israel memerhatikan Firman Tuhan yang sudah dititipkan kepadanya. Isi Firman Tuhan itu adalah “TUHAN (YHWH) itu Allah kita …” pernyataan ini berbeda dengan pertanyaan sebelumnya yang mengatakan bahwa TUHAN itu adalah Allah nenek moyang mereka, pada bagian ini Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang personal bagi mereka. Kemudian, dilanjutkan dengan “… TUHAN itu esa (satu).” Kata satu di dalam kalimat ini tidak hanya berarti tunggal atau satu-satunya, tetapi juga unik. Unik berarti spesial dan tidak dapat disamakan. Allah YHWH berbeda dengan allah-allah lain yang hanya ingin disembah dan dilayani. Allah YHWH adalah Allah yang membumi—tak pernah meninggalkan bangsa Israel di kala mereka susah (setia). Kesetiaan-Nya itu menuntut agar bangsa Israel juga setia dan mengasihi Allah YHWH. Ia tak butuh perkataan, tapi Ia butuh tindakan dan respons bangsa Israel untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan—artinya Allah mau bangsa Israel mengasihi Allah secara utuh atau total, sama seperti Allah yang total atau utuh mengasihi umat-Nya.
Pertanyaan Refleksi:
Koreksi kembali diri kita, apakah selama ini kita sudah mengasihi Tuhan secara total atau utuh di dalam hidup kita?
-Kak Yafet-