Morning Devotion GP Kids โ€“ 16 Desember 2022

Devotion, 16 Desember 2022

Lukas 2:7
“dan ia (Maria) melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”

Adik-adik, kita kembali diingatkan mengenai makna Natal yang sejati. Supaya adik-adik tidak hanya menikmati suasana Natal, tetapi juga memahami makna Natal bagi kehidupan kita.

Ayo kita mengingat kisah Natal pada waktu TUHAN YESUS KRISTUS lahir di dunia ini. Ternyata kelahiran Sang Bayi Natal yang adalah Raja Segala Raja, jauh dari kata pesta pora dan kemewahan. Ternyata yang dipilih ALLAH untuk kelahiran TUHAN YESUS KRISTUS adalah kandang domba, dilahirkan sebagai anak tukang kayu, dan tempat pembaringan Bayi adalah sebuah palungan.

Saat TUHAN YESUS KRISTUS lahir, saat itulah Natal yang pertama terjadi. Ketika Natal yang pertama terjadi, ibu Maria hanya bisa menyambut kelahiran bayi TUHAN YESUS KRISTUS di kandang domba. Tidak ada pesta besar. Tidak ada gaun/baju bagus yang berwarna-warni. Tidak ada tukar kado, dan makanan yang enak. Yang ada hanya senyuman bahagia, dan ucapan syukur dari ibu Maria dan bapak Yusuf atas lahirnya bayi TUHAN YESUS KRISTUS ke tengah-tengah dunia ini. Malam itu, Natal yang pertama, malam yang kudus dan hening. Bahkan, saat para gembala datang untuk melihat bayi TUHAN YESUS KRISTUS, mereka datang dalam kesederhanaan. Tak ada kado, tak ada kue dan tak ada perayaan. Mereka datang hanya untuk menyembah TUHAN YESUS KRISTUS saja. Mereka sangat bersyukur atas lahirnya TUHAN YESUS KRISTUS yang datang untuk menyelamatkan umat manusia.

Adik-adik, Natal seharusnya disambut bukan dengan kemewahan apalagi bila kemewahan itu dipaksakan. Natal seharusnya diperingati dengan sederhana, bahagia, dan penuh ucapan syukur. Terlebih di situasi sekarang ini, bukan kemewahan Natal, tetapi makna natal yang sejati dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan, mengucap syukur dengan apa yang dimiliki sekarang.

Natal yang penting bukanlah gemerlap lampu-lampunya atau dekorasinya, melainkan gemerlap syukur di hati kita. Yang penting bukanlah perayaannya, tetapi sukacita di hati kita atas lahirnya Juru Selamat kita yang hidup.

Adik-adik marilah kita menghayati Natal dalam kesederhanaan. Tolong jangan lagi adik-adik menuntut baju baru dan hadiah Natal pada Mama dan Papa. Sebab, yang harusnya baru bukanlah baju kita, melainkan hati kita harus baru. Yang seharusnya menerima hadiah Natal bukan kita, melainkan TUHAN YESUS KRISTUS. Apa hadiah Natal kita untuk TUHAN YESUS KRISTUS? Hati kita yang taat, penuh syukur, dan bahagia adalah hadiah terbaik untuk TUHAN YESUS KRISTUS karena TUHAN YESUS KRISTUS sudah lahir di dunia untuk menyelamatkan kita yang berdosa ini.

๐ŸŽ„Cik Joice๐ŸŽ„

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.